Pengalaman PKL di Malang

   Pada hari sabtu tepatnya pada tanggal 27 November 2010, kelas XI IPS dan BHS mengadakan study tour ke Malang. Kami akan mengunjungi 5 tempat tujuan, diantaranya Musium Brawijaya, Pasar Lawang, Kebun apel, Candi Singosari, dan di Matos. 
   Pada saat malam harinya sebelum berangkat saya mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk study tour. Antara lain adalah seragam sekolah, baju ganti, makanan, dan alat-alat tulis. Setelah selesai mempersiapkan semuanya itu saya langsung tidur. 
   Saya bangun sekitar jam 3 pagi, lalu saya langsung mandi dan saya berangkat dari rumah pukul 03.30 pagi diantar oleh ayah saya, di perjalanan menuju ke sekolah terlihat sangat sepi sekali karena masih pagi. Saat itu saya merasa sangat kedinginan sekali meskipun saya sudah mengenakan jaket yang tebal. 
   Saya pun tiba di sekolah SMA Negeri 2 Bojonegoro pukul 04.00 pagi. Disana masih sangat sepi, hanya ada beberapa anak saja yang sudah datang. Saya bertemu dengan teman saya yang bernama Angga dan Anas dan saya di ajak oleh mereka untuk mencari makan di pasar Bojonegoro pada saat itu kami langsung berangkat ke pasar dengan naik sepeda motor pinjaman. 
    Kami semua sampai di kota Malang sekitar pukul 10.00 siang. Tujuan pertama adalah di Candi Singosari, disana kami melakukan wawancara dengan petugas Candi setelah selesai saya dan teman'' saya lainnya bermain-main dan berfoto-foto bersama-sama. Setelah itu kami semua langsung menuju ke tujuan yang ke dua yaitu di Kabun Apel, dasana pemandangannya sangat indah dan udaranya juga sangat sejuk. Ketika kami sudah memasuki kebun apel tersebut kami semua boleh memakan apel sepuaznya disana, sampai-sampai perut saya sudah tidak muat lagi untuk makan. 
   Setelah dari Kebun Apel rombongan kami semua menuju ke Musium Brawijaya, sekitar pukul 15.00 kami sampai di Musium itu. Sesudah itu kami langsung makan siang bersama. Sesudah makan kami langsung berkeliling di Musium Brawijaya, disana banyak sekali benda-benda bersejarah.
   Dari Musium Brawijaya kami semua langsung menuju ke Matos, tempat tempat berbelanja barang-barang. Kami semua tiba di Matis sekitar pukul 17.30 WIB. Saya dan teman-teman saya turun dari bus dan langsung masuk ke Matos bersama-sama. Saya dan teman-teman berpencar untuk mencari barang yang diinginkan masing-masing. Disana saya hanya membeli baju-baju saja. 
    Setelah dari matos kami semua langsung menuju ke tempat makan. Disana kami semua makan dengan lahap setelah itu kami menuju ke Pasar Lawang. Disana saya membeli beberapa jajanan untuk oleh-oleh dirumah.
    Seharian sudah kami semua melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Setelah dari tujuan terakhir kami yaitu pasar lawang kami semua langsung pulang menuju ke Bojonegoro sekitar pukul 22.00 WIB. Diperjalanan saya hanya tidur karena badan saya sangat capek. Sekitar pukul 00.30 saya tiba di Sumberrojo lalu saya di jemput dan saya sampai di rumah pukul 01.00 WIB. Sekian pengalaman aya yang dapat saya ceritakan...












rencana study lapangan di malang

rencana saya saat study lapangan di malang adalah saya akan melihat-lihat pemandangan disana dan saya akan melakukan penelitian,diantaranya di candi singosari.di matos,pasar lawang,kebun apel.............

Peranan sekolah dalam karier

Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan regenerasi bangsa. Masa muda adalah proses peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa, suatu masa yang paling menentukan perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan, masa goncang dan penuh dengan pemberontakan. Tak jarang ditemui banyak kaum muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan dirinya. Dalam masa ini kaum muda membutuhkan pendampingan yang intensif dari orang yang lain yang lebih dewasa.
Pada hakekatnya seseorang yang tengah memasuki tahap remaja memiliki karakteristik mental yang tengah labil. Dapat dikatakan seseorang tersebut sedang memasuki tahap yang dinamakan transisi. Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun yang berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada dalam masa atau tahap peralihan. Dalam masa ini individu mulai berinteraksi dengan individu lainnya, baik dengan yang sejenis maupun dengan lawan jenisnya. Lebih-lebih seorang pribadi individu yang tinggal di daerah perkotaan. Mereka begitu dekat dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian dan pendampingan yang baik dan serius. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu mereka dalam menghadapi masa depan mereka. Pendampingan/advokasi terhadap siswa-siswi di tingkat SMP ataupun tingkat SMA salah satunya adalah dengan kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK). BK (Bimbingan dan Konseling) merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu/siswa-siswi agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, dan memecahkan masalah serta dapat merencanakan masa depannya selaras dengan tuntutan masyarakat/zaman dan mampu berkompetisi dan menyikapi secara positif berbagai permasalahan dan tawaran zaman yang begitu menggiurkan. Bimbingan ini merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam hal memecahkan masalah yang sangat kompleks dan bersifat rahasia. Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang (Sure time Guidance).
Bimbingan ini juga diberikan kepada individu-individu dalam hal bagaimana memanfaatkan waktu luang. Siswa dapat mengisi waktu senggang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat dan produktif. Bimbingan dan Konseling ini menyangkut beberapa hal, yaitu :
1. Bimbingan Pribadi (Personal Guidance)
2. Bimbingan Sosial (Social Guidance)
3. Bimbingan Pengajaran / Belajar (Instruction Guidance)
4. Bimbingan Karier (Career Guidance) Berdasarkan uraian di atas bahwa BK memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam perkembangan diri siswa-siswi, yaitu antara lain untuk memahami seluruh potensi peserta siswa-siswi, mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa-siswi, menyalurkan segala kekuatan siswa-siswi untuk dikembangkan, untuk mengentaskan segala masalah yang dialami siswa-siswi, dan untuk melindungi hak-hak peserta didik.
Guru BK juga menempati posisi yang strategis dalam upaya pembinaan peserta didik, baik untuk tujuan preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Peranan guru BK (bimbingan konseling) di sekolah sangat bermakna untuk dapat membantu siswa yang bermasalah. Konselor yang ada di sekolah dalam hal ini guru BK tentunya harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai tahapan perkembangan fisik, mental, sosial, spiritual di masa remaja. Corak kehidupan remaja, pemikiran tentang diri dan lingkungannya, gaya hidup yang dianut dan pandangan remaja perlu dipahami dengan baik oleh seorang guru BK. Kegelisahan yang dialami siswa sehubungan dengan kebutuhan memiliki indentitas diri sangat perlu dipahami oleh guru BK dalam konteks kehidupan remaja sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Guru BK juga diharapkan menyiapkan diri dengan berbagai informasi mengenai macam pendidikan atau pekerjaan yang bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dan kondisi nya, termasuk cara memperoleh kesempatan dan persyaratan yang harus dipenuhi. Konseling untuk remaja bermasalah diarahkan terutama untuk membantu pengembangan rasa percaya diri dan sikap kemandirian dalam menjalani kehidupan. Dalam dunia pendidikan sering kali kita dihadapkan kepada fenomena, yang kerap ada di dalamnya. Selama ini masyarakat sering menentukan, seorang anak yang belajar di suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai dan ijazah yang bagus, tanpa memperhatikan bekal atau keahlian yang dimiliki oleh siswa atau anak itu.
Untuk siswa SMA pada umumnya mereka mulai dihadapkan pada permasalahan mengenai apa yang menjadi bakat atau minat mereka. Sehingga permasalahan cari potensi bakat merupakan hal yang amat penting. Hal ini dianggap sangat penting karena nantinya menentukan kesuksesan akan masa depan mereka sendiri. Apabila seorang individu tidak dapat mengenali bakat dan minat yang ada di dalam diri mereka maka individu tersebut tidak dapat mengenali kemana potensi diri mereka akan dimaksimalkan. Bukanlah tidak mungkin seorang siswa yang berprestasi pun kesusahan di dalam menentukan apa yang menjadi minat serta bakat dalam diri mereka.
Guru BK mempunyai peranan yang dinilai penting di dalam hal ini. Di SMA Negeri 1 Rancaekek, salah seorang guru BK yang saya wawancarai mengemukakan bahwa kebanyakan siswa yang berprestasi di sekolah tersebut mengeluhkan soal minat dan bakat mereka. Hampir 40 persen siswa di SMA 1 Rancaekek keberatan dengan jurusan dan sekolah yang mereka pilih. Contoh kasus:
1. Ada siswa yang ingin melanjutkan ke STM tetapi karena keinginan orang tua maka terpaksa ia masuk SMA. Memang siswa tersebut berprestasi di kelasnya tetapi karena siswa tersebut merasa lebih berminat mempelajari mesin-mesin sementara di SMA tidak belajar akan masalah mesin, maka dia merasa bingung dalam menentukan jurusan.
2. Ada siswa yang salah memilih jurusan. Banyak siswa yang bakat dan minatnya di IPA tetapi karena akhir-akhir ini diberlakukan standar kelulusan yang tiap tahun semakin naik nilainya, maka banyak siswa IPA yang ramai pindah ke IPS. Akan tetapi sebagian besar dari mereka jenuh karena tidak berminat untuk menghapal dan banyak juga yang kewalahan belajar akuntansi.
3. Ada pula siswa yang bingung dalam memilih jurusan ketika akan masuk ke perguruan tinggi, bahkan ada juga siswa yang bingung ketika memilih perguruan tinggi yang bonafit baik itu swasta ataupun negeri
4. Yang terakhir, ada siswa yang mengeluhkan bagaimana keadaan dunia kerja dan pekerjaan apa yang layak mereka terima ketika mereka menyelesaikan studi mereka di bangku SMA. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan di dunia kerja itu sendiri. Dapat dikatakan permasalahan mengenai minat dan bakat dan juga tentang orientasi masa depan menjadi permasalahan utama siswa yang berprestasi di SMA.Uraian di atas merupakan salah satu tujuan dari adanya bimbingan karier yang ada di sekolah yang dilaksanakan di bawah asuhan BK.
Mengenai waktu pelaksanaan bimbingan karier dapat diintegrasikan dengan jam-jam pelajaran yang sudah ada, atau pun menyediakan jam khusus untuk keperluan bimbingan karier ini. Jika cara ini yang dipilih maka semua guru kelas dan semua guru bidang studi sekaligus menjadi guru bimbingan karier. Dalam setiap pelajaran yang diberikan, guru dapat menyelipkan berbagai macam hal yang berkaitan dengan pekerjaan/jabatan/karier anak-anak di masa mendatang, disesuaikan dengan tahap perkembangan karier anak. Kalau ada tenaga khusus untuk Bimbingan Karier, maka penyediaan jam khusus akan sangat bermanfaat. Selain melakukan konseling dan bimbingan yang menyangkut soal karier, BK juga melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai pentingnya mengenal potensi yang ada dalam diri dan juga termasuk minat dan bakat karena nantinya berguna untuk penentu masa depan selepasnya dari SMA. Yang dimaksudkan karier di sini adalah orientasi siswa setelah selesai dari SMA. Hal ini terkait mengenai cita-cita siswa tersebut ditinjau dari potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Bimbingan karier juga termasuk salah satu dari empat belas bentuk pelayanan di dalam praktek pekerjaan sosial. Pelaksanaan bimbingan karier di sekolah merupakan salah satu wujud BK di dalam menyelesaikan permasalahan siswa di SMA mengenai minat dan bakat sekaligus orientasi masa depan mereka. Dalam hal ini sekolah menjalin hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat di luar sekolah seperti ceramah dari tokoh berkarier, kunjungan, pengumpulan informasi di berbagai perusahaan dan lapangan, mengumpulkan informasi jabatan, konsultasi dengan penyuluh BK dalam rangka pemilihan program pilihan dan situasi yang diciptakan cukup memadai maka BK telah dilaksanakan dengan baik. Bimbingan karier dapat dilakukan lewat obrolan dua arah antara konselor, dalam hal ini guru pembimbing dengan siswa asuhannya seputar masalah cita-cita ditinjau dari minat dan bakat berikut segala kendala yang dihadapi siswa tersebut.

Pendidikan Jasmani

1..Pengertian
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional2. Tujuan Pendidikan Jasmani
1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
1.Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
6.Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
7.Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
4. Gerak sebagai kebutuhan anak
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.
Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.
Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarn
5.Perbedaan Makna Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Olahraga
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.
Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sangatlah penting, hal ini dikarenakan dalam rangka membantu anak didik dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, maka untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor Intern Adapun yang termasuk didalam faktor yang berasal dalam individu peserta didik ini di antarannya adalah : a. Faktor Jasmaniah 1) faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. 2) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh yang paling urgen apabila terdapat kecacatan pada pancaindra karena seseorang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancaindrannya. (Suryabrata, 2006: 236). Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. b. Faktor Psikologis Di dalam faktor psikologis, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhinya di dalam proses belajar di antarannya sebagai berikut : 1) Intelagensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat mejamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dpelajari itu. 4) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau melatih. orang yang berbakat mengetik , misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu. Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya. 5) Motif Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. (Purwanto, 2004: 73). Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi unuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendirisebagai daya penggerak atau pendorongnya. 6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakankecakapannya sebelum belajar. 7) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanganberarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. akesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnnya akan lebih baik. c. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tumbuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk konsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : a. Faktor Keluarga Keluarga merupakan faktor yang pertama kali memberikan pengaruh terhadap anak dalam belajar. Karena pendidikan yang pertama kali adalah dari dalam keluarga. Adapun faktor-faktor yang memberikan pengaruh dari dalam keluarga adalah: 1. Cara orang itu dalam mendidik anak 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana atau keadaan rumah 4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Latar belakang kebudayaan b. Faktor Sekolah Sekolah merupakan lapangan pendidikan yang kedua bagi anak didik, oleh karena itu sekolah mempunyai pengaruh terhadap proses belajar anak didik. Adapun yang termasuk faktor yang memberikan pengaruh bagi belajar anak di lingkungan sekolah di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Metode mengajar yang di sampaikan oleh guru 2. Kurikulum 3. Relasi antar guru dengan siswa 4. Relasi antar siswa dengan siswa 5. Disiplin Sekolah 6. Alat pengajaran, dan lain-lain. c. Faktor Masyarakat Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat dimana seseorang hidup dan berinteraksi satu sama lainnya. Dari sini dapat timbul berbagai macam bentuk tingkah laku yang dapat mempengaruhinnya. Begitu juga pada diri anak didik, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat mempengaruhi aktifitas belajarnya. Adapun faktor yang memberikan pengaruh di dalam masyarakat antara lain : 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Teman bergaul 3. Bentuk kehidupan masyarakatnya Berdasarkan pada faktor-faktor yang ada di dalam masyarakat tersebut, maka perlu diusahajan lingkungan yang baik, agar dapat memberikan pengaruh yang positif kepada anak, sehingga mereka dapat belajar dengan tenang untuk meraih prestasi yang baik.(Slameto, 2003 : 54-71).

Apa sajakah sebab siswa menyontek?

Ada fenomena atau tradisi atau bisa disebut penyakit turunan yang secara otomatis turun temurun yang dialami oleh setiap anak,terutama bagi mereka yang bersekolah,mulai dari tingkat SD,SMP,SMA bahkan sampai pada para MAHASISWA.
fenomena ini gak perlu dipelajari,gak perlu diajarkan tapi muncul dengan otomatis kepada setiap manusia.insting kaleeeee......
apakah fenomena itu??
tidak lain adalah MENCONTEK
ha ha ha ..... yach meskipun dianggap dan diplot sebagai perbuatan negatif,atau tidak jujur bagi mereka yang melakukannya,tapi bagi mereka yang sudah PeDe melakukannya hal ini sich wajar-wajar aja (menurut mereka).
tapi yang jadi pertanyaan apakah anda pernah melakukannya??
a.pernah      b.tidak pernah
jawabannya ada pada hati kamu prend...
tapi tahu gak alasan mengapa "mencontek" banyak yang melakukan?
berdasarkan hasil survey dilapangan terhadap beberapa temen2,mereka mencontek dengan alasan:
pertama, dia tidak mengetahui jawabannya
kedua, dia lupa jawabannya
ketiga, dia nggak yakin sama jawabannya
keempat, dia pengen nyamain jawaban sama temennya
nah, yang kelima yang aga parah,, kan ada beberapa jenis kelompok murid yang negatif... nah di sana dianggap murid yang nyontek itu keren, berani, atau yang lain lah.. kadang kadang,, ada murid yang nyontek( padahal jawabannya bner) untuk nyari perhatian dari tmen tmennya ja) (yahoo!answer.com)

Pacaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan[1]. Dalam pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kencan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah direncana maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan blind date.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi dalam masyarakat individu-individu yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan.[2]